Kimono (part 3)

di postingan tentang Kimono sebelumnya sudah dibahas tentang bagian-bagian kimono, bagamana cara memakai kimono, dan hal-hal yang mempengaruhi tingkat keformalan kimono. Sekarang waktunya membahas tentang jenis-jenis Kimono.

maaf, post nya makan waktu lama. Karena CHi juga harus belajar dulu satu-satu tentang jenisnya =_=
Sejujurnya.. menurut CHi.. ribet sekali pengelompokan kimono itu. Mau pakai baju aja kok susah.
Tapi~ tetap saja walau rumit tapi indah. itulah seni.. hahaha XP

Pertama-tama, kita bahas tentang jenis-jenis kimono perempuan.

Furisode

Furisode memiliki lengan yang sangat panjang, panjangnya kira-kira 1,1 meter. Furisode merupakan kimono yang paling formal yang dikenakan oleh gadis yang belum menikah. Biasanya dipakai pada saat upacara pernikahan dan upacara dewasa (upacara untuk orang-orang yang menginjak usia 20 tahun).

Homongi

Homongi dapat dipakai baik oleh wanita yang belum ataupun sudah menikah. Ciri khasnya adalah motif pada bahu turun sampai ke lengan, dan di bagian bawah pinggang. Corak motif pada homongi bermacam-macan, tergantung pada musim. Di musim semi, biasanya kimono homongi yang dikenakan bercorak sakura, di musim panas bermotif air, di musim gugur homongi yang dikenakan bermotif daun maple, dan musim dingin bermotif bangau atau cemara.

Tsukesage

Kimono ini tingkatnya sedikit lebih rendah daripada homongi. Wujudnya hampir sama dengan homongi, hanya saja motif tsukesage lebih sederhana dan lebih kecil dari homongi. Tsukesage biasa digunakan untuk pergi ke pesta, tapi tidak dapat digunakan untuk ke upacara-upacara yang formal.

Iromuji

Iromuji adalah kimono dengan 1 warna, dapat digunakan baik oleh wanita yang sudah ataupun belum menikah. Biasanya dipakai saat upacara minum teh.

Komon

Komon adalah kimono dengan motif kecil yang berulang. Komon dapat dipakai baik oleh wanita yang sudah ataupun belum menikah. Komon bukan termasuk kimono formal, biasanya dipakai untuk kimono sehari-hari. Karena modelnya yang kasual, dan harganya yang lebih murah (dibanding dengan kimono lainnya). Komon adalah kimono yang paling banyak dipunyai orang.
Komon juga dapat dikenakan untuk pergi ke kuil, restoran, atau upacara minum teh kalau dipadukan dengan obi formal.

Mofuku

Mofuku adalah kimono formal berwarna hitam yang dipakai untuk melayat. Aksesoris seperti obi, obijime, obiage, zori, dan tas tangan yang dipakai juga berwarna hitam. Mofuku dilengkapi dengan 5 kamon (lambang keluarga, lihat penjelasannya di part 2).
*Dulunya mofuku berwarna putih, lho. Karena putih merupakan lambang kematian di Jepang. Tetapi jaman sekarang warna yang dipakai untuk mofuku adalah hitam.

Tomesode

Tomesode adalah kimono paling formal yang dapat dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Ada 2 macam tomesode, yaitu kurotomesode dan irotomesode.
Kurotomesode (kuro = hitam) adalah kimono yang paling formal untuk wanita yang telah menikah. Kimono ini biasa dipakai oleh ibu calon mempelai di hari pernikahannya. Kurotomesode memiliki 3-5 kamon dan motifnya hanya terdapat di bagian bawah pinggang.
Irotomesode (iro = berwarna) sama seperti kurotomesode, tetapi tidak berwarna hitam (warna lain selain hitam). Tingkat keformalan irotomesode sedikit dibawah kurotomesode. Dikenakan oleh kerabat mempelai saat upacara pernikahan.

Susohiki / Hikizuri

Susohiki adalah kimono yang dikenakan oleh geisha dan penari Jepang. Cara memakainya pun agak berbeda, kerah susohiki ditarik ke belakang agar leher dan punggung geisha yang indah tampak. Berbeda dengan kimono pada umumnya, susohiki sangat panjang. Panjang susohiki dapat mencapai 2 meter (kimono mormal sekitar 1,5 meter). Susohiki memang dibuat panjang sampai menyapu lantai.

Uchikake

Uchikake sebenarnya bukan kimono, melainkan semacam mantel yang dikenakan di atas kimono. Uchikake termasuk formal karena dikenakan oleh mempelai wanita saat pernikahannya. Warnanya bisa hanya putih polos, atau berwarna warni dengan banyak hiasan dan bordir.



Untuk kimono pria, penjelasanya akan sangat singkat karena kimono pria hanya ada 1 macam saja. Jadi baik, anak-anak, dewasa, sampai yang tua-pun kimononya sama. Modelnya pun lebih sederhana dari kimono wanita. Lengannya menempel seluruhnya pada badan, tidak seperti kimono wanita yang lengannya sangat panjang (furisode).

Yang membedakan tingat keformalannya adalah warna kimono. Tentu saja hitam adalah warna yang paling formal. Kimono yang paling formal memiliki 5 kamon.

Walaupun seni memakai kimono sebenarnya sangat indah dan patut diacungi jempol, orang Jepang zaman sekarang telah melupakannya. Terutama teknik layering (ingat? kimono itu bertumpuk-tumpuk!). Kebanyakan orang Jepang tidak mau ribet dengan cara memakai kimono yang lama. Karena itu, orang malas memakai kimono, paling hanya pakai yukata. Kimono hanya jadi pakaian untuk upacara formal saja. Sampai-sampai sekarang ada obi instan, yang tinggal ditempel saja!

Blog Archive